SlideShow

0

First Experience : Mt. FUJI Part 2

tanpa banyak basa-basi,,,,,kita sambung cerita sebelumnya.....:ngacir:

Tak terasa waktu pun sudah menunjukkan jam 8:15 malam ketika itu. Bergegaslah kami untuk segera start trekking sampai puncak dari gunung yang disebut-sebut sebagai identitas negeri Jepang, gunung yang terindah di Jepang, Gunung Fuji. Pada awalnya kita berjalan mendaki berderetan, berbarengan tak terputus, sambil menyanyikan lagu-lagu perjuangan seperti, maju tak gentar, halo-halo bandung, 17 agustus, dari sabang sampai merauke dan lagu-lagu nasional lainnya kami bersemangat sekali malangkahkan kaki kami untuk segera mencapai puncak. Lagu-lagu nasional yang kami nyanyikan tersebut seakan membakar semangat kami, dan kami pun ingin menunjukkan bahwa kami adalah pemuda – pemudi Indonesia, yang sedang berjuang di tanah rantau dengan membawa nama baik bangsa di pundak kami.

Setelah 4 pos kami lewati, kami pun mulai terpisah-pisah. Ini disebabkan oleh kondisi fisik kami yang berbeda-beda. Yang masih memiliki stamina terus melanjutkan perjalanan, sementara yang sudah cukup lelah pun merebahkan sedikit tubuhnya, meluruskan kakinya untuk beristirahat sejenak. Kondisi gw saat itu masih fit, jadi gw rasa gw harus terus melanjutkan perjalanan, karena gw ingin segera sampai di puncak. Tapi setelah beberapa pos kemudian, gw pun mulai merasakan kelelahan, merasakan kekurangan oksigen karena kadar oksigen pun semakin menipis, dan suhu ketika itu semakin dingin. Gw putuskan untuk beristirahat sejenak saat itu. Lalu bang roni, prengki, dan dedi pun memutuskan untuk ikut beristirahat saat itu.

Setelah bersitirahat kurang lebih 15 menit, kami pun melanjutkan perjalanan kami. Tapi memang dasar, gw bareng dengan orang yang salah pikir gw. Gimana nggak, kita terus merokok sepanjang perjalanan, makan apel yang dibawa bang ron, terus bercanda sepanjang perjalanan, dan mungkin karena ukuran tubuh mereka yang agak sedikit besar, jadi mungkin mereka lebih mudah lelah. Setiap melihat pos, kita pun berencana untuk istirahat disitu. Wah, gak nyampe nyampe kalo gini caranya pikir gw, hahahaha, tapi karena gw enjoy bareng mereka, maka gw putuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan bareng mereka. Karena dedi gak sabar untuk segera sampai puncak, akhirnya dia memutuskan untuk duluan menyusul teman-teman lain yang sudah ada di depan kami. Akhirnya, walaupun dengan langkah gontai tak terarah,,,(lebayyy), gw bertiga pun sampai di puncak Gunung Fuji. Jam menunjukkan pukul 01:30 saat itu. Alhamdulillah.



Kami pun langsung mencari teman-teman kami yang lain yang sudah tiba di puncak terlebih dahulu. Seteal bertemu dengan beberapa teman lain yang sudah sampai di puncak, kami pun beristirahat sejenak sambil bercerita tentang perjalanan kami masing-masing tadi. Dan gw dapet info, kalau ternyata orang yang pertama kali sampai puncak itu adalah Nina, satu-satunya teman seperjalanan kami yang wanita. Dia sampai di puncak jam 12:15 dinihari. Lebih awal 75 menit dari gw. Sugoiiiii, kata pertama yang keluar dari mulut gw tentang cewek satu ini. Memang semenjak kenal di Indonesia pun gw tau dia bukan tipe cewek yang menyusahkan, tipe cewek fighter dan kuat trekking pastinya. Berikut adalah penampakannya, hehehehe.


Setelah merasa cukup beristirahat, gw mengeluarkan tenda dari carryl gw untuk didirikan. Gw pun mengajak budi dan eko buat ngediriin tenda yang gw bawa. Sementara bang ron, dan prengki ngebantu si agung buat diriin tenda yang dia bawa. Setelah tenda selesai didirikan, gw, eko, budi dan habib langsung masuk tenda untuk istirahat sejenak sambil nunggu sunrise pagi ini. Pengennya sih bisa tidur, tapi suhu dinihari itu bener-bener menusuk , gak tau deh berapa derajat itu. Yang ada gw cuma bisa nunggu sambil ngobrol2 di dalam tenda.

Setelah jam menunjukkan pukul 03:45, nina pun mengajak gw dan teman yang lain untuk nyari spot yang pas buat liat sunrise pagi ini. Bergegaslah gw mencari tempat yang lebih tinggi lagi, tempat yang pas buat liat indahnya sunrise pagi ini. setelah sampai di tempat yang gw rasa udah cukup pas untuk menyaksikan datang nya sang mentari pagi, gw pun duduk sabar menunggu terbitnya sang mentari. Di sini pun ternyata udah ada, tito, said dan babeh yang kayaknya udah dari tadi stay di tempat ini. alunan musik dari Netral-Terbang Tenggelam, Funky Kopral-bagian yang hilang dan Opick-Astaghfirullah menemani gw untuk tetap sabar menyaksikan terbitnya sang mentari, yang siap mencerahkan seluruh isi bumi setiap harinya. Sementara di sisi yang lain, eko, nina, said dan tito pun sibuk foto-foto mengabadikan momen menjelang sunrise tersebut. Nina pun memanggil-manggil, “za sini atuh, kita poto-poto heula” dengan logat sunda nya yang masih kental sekali, walaupun sudah hampir 2tahun tinggal di negeri sakura ini. cukup males sebenernya, karena tadinya gw pengen menikmati momen tersebut dengan kesendirian, mensyukuri semua nikmat yang telah gw terima, menyadari bahwa Allah itu maha besar, Allah maha segala-galanya, membuka hati gw untuk semakin sadar bahwa gw dan manusia lainnya itu hanya makhluk yang kecil, yang tidak pantas untuk bersombong diri. Tapi, karena suara nina yang semakin melengking,,mau gak mau gw pun beranjak untuk sekedar take 1-5 foto supaya nina gak bawel lagi,,,hehehehe.

Setelah sesi foto-foto selesai, gw kembali lagi ke tempat duduk gw kembali sabar menunggu momen yang dinantikan. Akhirnya sedikit demi sedikit lagit di ufuk timur pun berubah warna, dari yang tadinya gelap sekarang mulai berganti berwarna oranye, dan ketika itu pas sekali alunan musik di HP gw sedang memainkan lagu Opick-Astaghfirullah, dan SUBHANALLAH, entah datang dari mana rasa ini, seakan tubuh gemetar, mendengar alunan musik dan melihat fenomena yang tepat di hadapan gw. Saat itu seakan diri ini menyadari betul, bahwa diri ini telah berlumuran dosa, diri ini hanya mementingkan dunia, diri ini bukanlah siapa-siapa di dunia yang fana. Tak terasa, air mata pun menetes ketika semakin gw sadari segala kesalahan gw di masa lalu, dan anehnya gw pun menikmati saat saat itu, walau gw masih coba mengontrol emosi gw, karena di situ juga masih ada nina, eko dan yang lainnya, malu juga kalo sampe keliatan nangis,,^-^.




Alunan suara Opick yang sengaja gw puter berulang kali terus menemani gw, sampai sang mentari sudah berada di posisi yang cukup tinggi. Jam tangan sudah menunjukkan pukul 5 saat itu. Maklum, saat itu sudah masuk musim panas, jadi jam 5 aja matahari udah cukup tinggi posisinya. Bergegaslah gw turun ke tempat tenda gw didirikan. Temen-temen gw yang tidak ikut menyaksikan sunrise pun sudah terbangun, macam bang ron, prengki, angga, habib dan lainnya. Mulailah gw merapikan tenda, dan barang-barang lainnya.



Setelah tenda telah dirapikan, gw pun mulai mengeluarkan kompor, alat-alat masak, dan kelengkapan logistik lainnya. Pertama, masak air buat seduh mie instan, kedua, masak air lagi, kali ini buat kopi, karena pagi itu akan terasa kurang indah jika tidak ditemani oleh secangkir kopi. ^-^. Setelah perut ini cukup terganjal dengan sarapan mie instan (yang agak kurang mateng kayaknya..:D), dan secangkir kopi sambil ngobrol-ngobrol, kita pun mulai berpencaran ke segala arah, mencari background yang mantap buat foto-foto. Sambil membawa bendera kebanggaan tentunya,,merah putih. Akhirnya dapet juga 1 spot yang cukup baguslah buat mengibarkan bendera tercinta.


Setelah berhasil mengibarkan bendera di puncak Fuji ini, gw pun kembali bergabung dengan rekan yang lain untuk foto-foto bersama, khususnya sesama alumni SMK Negeri 26 PEMBANGUNAN Jakarta.

Abis puas berfoto-foto dan merapihkan semua perlengkapan, gw dan rekan-rekan yang lain mulai bersiap-siap untuk turun gunung (kyk pendekar silat aja,,,:D). soalnya kita jg gak mau berlama-lama di puncak ini, kenapa?? Suerr,panas banget,,mataharinya berasa nyengat banget. Jam tangan menunjukkan pukul 08.00 pagi kala itu. Dan gw baru tau sekarang, kenapa anak-anak lebih milih naik ke puncak ketika malam hari, karena ketika gw liat trek turun ke bawah,,*><%#$@)(<<)liat sendiri aja deh ^-^,


Keren sih emang, tapi kalo kondisi nya udah kayak gini, cape, cuaca panas, gak sempet tidur pula dari semalem, “kalo ada kereta / shinkansen yang langsung bisa turun ke bawah, mendingan gw naek itu dah”,,sempet terlintas di pikiran gw. Tapi, bagaimanapun gw sudah naek,,berarti gw juga harus bisa turun..hahahaha. sedikit demi sedikit, dengan tenaga yang tersisa, gw coba meranjak turun, walau langkah kaki ini berat terasa, ditambah isi carryl yang terasa 2kali lebih berat daripada waktu berangkat (untungnya di tengah perjalanan teman-teman mau bergantian untuk membawa carryl itu). Tapi satu hal yang membuat gw tetep semangat, kebersamaan. Ya, tawa canda, senda gurau dari teman-teman yang membuat perjalanan ini terasa ringan. Apalagi ketika kita akhirnya bertemu dengan amink(bukan artis ya, tapi ini amink temen gw…hahahaha). Temen gw yang baru pengen naek ke puncak. Usut punya usut, ternyata semalem dia bermalam di salah satu pos, karena sudah tak sanggup lagi melanjutkan perjalanan. Masuk angin katanya.

Oke, setelah cukup puas menertawakan fenomena alam ini, gw bersama beberapa teman pun melanjutkan perjalanan turun ke bawah. Karena beberapa teman yang lain mau menunggu amink untuk sejenak ke puncak dan merasakan hawa di puncak Gunung Fuji. Sambil melanjutkan perjalanan, kita pun tak lupa untuk sekedar mengabadikan momen di tempat-tempat yang menurut kita bagus untuk dijadikan background.

Perlahan demi perlahan, setapak demi setapak, kita langkahkan kaki ini bersama, akhirnya kita sampai juga di pos terakhir . Di ketinggian 2400m. Memang, gw agak sedikit ketinggalan saat itu, temen-temen barengan gw udah sampe di tempat itu terlebih dahulu. Karena sebenernya gw masih pengen menghabiskan waktu di perjalanan itu sedikit lebih lama, menikmatinya.

Gw pun langsung istirahat sambil menunggu teman-teman yang masih “nyangkut” di atas. Setelah kurang lebih 2jam, teman-teman kita pun akhirnya menampakkan dirinya satu persatu. Walaupun tidak sempat bertemu semuanya, karena sebagian ada yang sudah terlebih dahulu pulang ke tempat tinggalnya, kita pun lalu beranjak pergi meninggalkan gunung yang disebut terindah di Jepang ini. kita pun kembali naik bus dengan tujuan yang sama ketika kita berangkat kemarin, menuju St.Fujinomiya. kali ini suasananya berbeda dengan saat kita berangkat kemarin, tak ada lagi wajah-wajah ceria, yang ada hanya tampan-tampang lemas yang masih terbangun, sebagian ada yang tertidur, bahkan ada yang terdengar suara dengkurannya (sebutin gak ya siapa….???hahahaha). sesampainya di St.Fujinomiya, kita pun berpencar menuju tempat peristirahatan kita masing-masing. Kebetulan saat itu, gw dan beberapa teman lainnya sudah ditunggu oleh teman-teman yang lain, yang tidak ikut trekking ke Gunung Fuji kali ini, di Fukuroi, karena kita akan melakukan sparing partner sepakbola ketika itu.

Akhirnya selesai sudah perjalanan yang sangat berkesan bagi gw, bukan hanya karena gw lewatkan bersama dengan teman-teman terbaik, tapi ini juga merupakan kali pertama gw naik gunung, tapi udah langsung merasakan kekejaman gunung Fuji. ^-^.

“semoga perjalanan kali ini bisa memberikan hikmah bagi diriku”, hanya itu yang terucap di hatiku ketika perjalanan pulang.

0 comments:

Post a Comment