SlideShow

1

End of January,,,


31 Januari 2012,,,

Cuaca yang dingin masih menyelimuti Kasai dari hari ke hari. Menemani gw menjalani kehidupan di musim dingin kali ini, hingga sampai malam ini, malam penghujung di bulan januari. ”Hmmmh, syukurlah, tinggal bulan februari nih.......“ ucap gw dalam hati, yang berartimusim dingin akan segera pergi berganti ke musim semi. Jujur, entah karena gw yang berasal dari negara yang tidak pernah mengalami musim dingin setiap tahunnya, entah karena gw yang gak suka memakai pakaian berlapis-lapis yang membatasi gerak, atau entah karena alasan yang lainnya,,,,,,intinya, gw gak suka yang namanya musim dingin !! bahkan, I HATE IT!!. -_-‘.

Keseharian gw sendiri pun belum kunjung membaik. Sejak menjejakkan kaki di negeri sakura ini untuk yang kedua kalinya, 4 Oktober 2011 lalu, kehidupan yang harus dijalani disini ternyata lebih berat dari yang diperkirakan sewaktu masih berada di tanah air. Banyak hal yang memaksa gw untuk struggling sekuat tenaga gw untuk dapat menjalani keseharian di negerimatahari terbit ini. Mulai dari menghadapi cuaca dingin yang berkelanjutan, biaya kehidupan yang ternyata lebih mahal dari yang sudah gw perkirakan, metode pengajaran di sekolah yang kadang membosankan hingga sulitnya mendapatkan kerja parttime di kota kecil yang bernama Kasai ini.

Hal pertama yang menjadi musuh gw dalam rentan waktu november-maret di negara ini adalah suhu dingin. Ya, dalam rentan waktu itulah terjadi musim dingin di negara ini. Walaupun sebelumnya gw juga pernah tinggal selama 3 tahun, dan melewati 3 kali musim dingin di negeri ini, tetep aja gw gak tahan menghadapi dinginnya cuaca di musim ini. Memang sempat ada beberapahal yang membuat gw percaya diri dalam menghadapi musim dingin kali ini sebelumnya. Yang pertama, gw udah pernah 3 kali melewati musim dingin di negara ini, jadi gw pikir gw akan terbiasa dengan cuaca dingin kali ini. Tapi ternyata gw salah. Gw salah karena tidak memikirkan letak geografis dari tempat dimanagw tinggal dahulu dan sekarang. Dahulu, di sebuah daerah bernama Gifu, daerah ini terletak di antara pegunungan, dan angin yang berhembus pun tidak terlalu leluasa membawa serta suhu udara yang dingin. Sekarang, gw tinggal disebelah timur Tokyo,  berbatasan dengan prefektur Chiba, tepat nya di Kasai


Kota yang letaknya bersebelahan dengan laut bikin angin disini leluasa berhembus kencangdan sueeerrr, kalau angin berhembus itu dingin bangeeett -_-‘. Dan parahnya,karena kesalahan perhitungan gw di tanah air, menyebabkan gw bawa baju musimdingin seadanya. Alhasil, jaket yang berfungsi dengan baik dapat memberikan kehangatan di badan gw cuma satu aja. Jaket-jaket yang lainnya?? Harus di dobel dengan sweater atau kaos tangan panjang lainnya berlapis-lapis baru bisa berfungsi dengan baik. 

Hal kedua yang cukup menjadi masalah adalah biaya hidup disini yang mahal. Memang sebelumnya gw udah pernah denger kalau Tokyo merupakan salah satu kota dengan biaya hidup termahal di dunia. Tapi, ternyata lebih mahal dari yang gw bayangkan sebelumnya. Terutama untuk yang namanya biaya tempat tinggal dan tetek bengek lainnya, seperti biaya listrik, air dan gas. Kalau di total pengeluaran gw dalam sebulan nya bisa mencapai 45.000 – 50.000 Yen.Kalau di rupiahkan berapa tuh?? Itung aja sendiri,,,:p. Belum lagi biaya abodemen handphone, biaya makan sehari-hari, dan masih ada biaya-biayalainnya,,,,,,,-_-.

Hal yang ketiga tentang pelajaran di sekolah (kayak bener aja gw ngomongin pelajaran :p). Mungkin karena gw juga pernah ngalamin menjadi pengajar sewaktu di indonesia, dan sudah pernah diajarin juga tentang tips ntrik mengajar agar suasana kelas tidak membosankan, gw merasa kalau ada beberapa mata kuliah yang gw jalani agak membosankan. Entah itu memang karena faktor mata kuliahnya, faktor pengajarnya, atau memang faktor gw yang ngantuk  karena tidur terlalu larut pada malam sebelumnya?? *ehh :p. Tapi yang jelas,menurut gw faktor yang terakhir pun sebenarnya bisa tidak berpengaruh jika saja suasana kelas menyenangkan, pengajar dan siswa ber interaksi dengan baik yangakhirnya berdampak baik pada jalannya proses belajar mengajar. 

Hal yang keempat yang cukup membuat gw kesulitan menghadapi kehidupan di sini adalah sulitnya mendapatkan pekerjaan parttime kalau tidakada link a.k.a usaha sendiri. Mungkin karena faktor letak dari kota Kasai ini sendiri yang memang terletak di pinggiran kota Tokyo, tidak seperti Shibuya,Shinjuku, atau Harajuku yang memang merupakan pusat keramaian dan terletak ditengah kota Tokyo. Yang berdampak pada sedikitnya lapangan pekerjaan parttime di Kasai ini. Gw udah beberapa kali mencoba menghubungi via telepon tempat-tempat yang sedang membutuhkan parttime’r, tapi sekian kali juga gw menerima penolakan. Macem-macem alasan penolakan yang pernah gw terima, yang intinya di kota kecil seperti Kasai ini sulit untuk orang asing/pelajar asing mendapatkan kerja parttime. Tapi bukan berarti tidak bisa ya, buktinya ada kok beberapa teman gw disini yang berhasil mendapatkan kerja parttime dengan usahanya sendiri tanpa bantuan atau dikenalkan oleh sekolah. Dan hal itulah yang membuat gw tetep semangat, yakin suatu saat gw pasti bisa mendapatkan pekerjaan parttime disini dengan usaha gw sendiri (walaupun saat ini masih penolakan terus yang gw terima :p). 

At the end, biar bagaimanapun keras nya hidup di negeri matahari terbit ini, gw tetep harus semangat dan gw tidak boleh menyerah demi masa depan yang lebih baik.

1 comments:

Ade Trisnawati

great!!

pasti bisaaaa, ga ada yg ga mungkin kan.
Semangkaaaaaaa

Post a Comment